Kajian Ba'da Subuh minggu kedua Bulan Januari bersama Ust Rusnadi
Bismillahirrohmanirrohiim,
Assalamu’alaikum WW
Hanya Puji dan syukur yang pantas kita panjatkan kepada ALLAH SWT d serta Sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW.
Di subuh yang gerimis ini Alhamdulillah kita masih di berikan kenikmatan, Iman dan Islam deangan berkumpulnya kita di Majelis Ilmu , Pengajian Ba’da subuh di Masjid Baitussyakuur.
Kali ini Ustadz yang memberikan Tausyiah adalah Ustadz Rusnadi, dengan tema Mensyukuri nikmat umur dalam ketaatan kepada ALLAH Swt.
Belum lama kita melewat masa pergantian tahun hijriah dan juga disusul dengan pergantian tahun Masehi, yang walaupun banyak dari kita Umat Islam salah kaprah dalam menyikapi perayaan pergantian waktu atau tahun baru Masehi, sangat terasa aroma hura-hura dan aktivitas serta pengeluaran dana yang sia-sia atau mubajir. Terompet, kembang api dan pernak-pernik lainnya yang sangat kita sadari ini bukan budaya kita sebagai ummat Islam.
Alhamdulillah masih ada aktivitas yang sangat positif , banyak sekarang masjid-masjid menyelenggarakan dzikir akbar ataupun tabligh akbar untuk membelokan aktivitas ummat yang sia-sia di jalanan atau dipanggung-panggung hiburan yang ikut-ikutan menyelanggarakan acara tahun baru masehi. Insyaallah dalam waktu 5 tahun kedepan sudah hilang budaya tahun baruan masehi di negeri kita.
Sangat amat Wajib kita mensyukuri Nikmat ALLAH, dimana kita di tampakan oleh ALLAH saudara-saudara kita yang sedang terbujur di rumah sakit, ketika seorang pasien sakit Ginjal yang di haruskan untuk mencuci darah 1 minggu 2 kali, dalam 1 kali cuci darah selama 5 jam di tempat tidur dan menghabiskan kurang lebih 2 juta rupiah. Sanggupkah kita setiap minggu kita menghabiskan 4 juta rupiah dan 10 jam diam ditempat tidur ? dan bagaimanakah jika fungsi-fungsi lain seperti jantung, hati , dan organ-organ tubuh kita di hitung dengan uang dan apakah masih kita tidak bersyukur.
Umur kita bilangannya bertambah tapi pada hakekatnnya berkurang, maka seharusnya kita evaluasi diri kita, adakah bekal kita yang sudah kita kumpulkan buat kehidupan di akhirat kelak. Kematian itu sangat dekat dengan kita , lihatlah btapa banyak pelajaran yang kita ambil dari kehidupan kita sehari-hari.
Maka dari itu , mari kita manfaat kan waktu kita , untuk saling menasehati dalam kebaikan,saling mengingatkan pada waktu sholat terutama waktu subuh ini yang pada waktu ini pasukan iblis turun dengan kekuatan penuh untuk mengganggu manusia, dengan ini mari kita sama-sama berperang di waktu subuh ini,
Firman Allah dalam Surat Al-Ashr:
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Sekian kajian kali ini , mohon maaf bila ada kekurangan
Billahi taufik wal hidayah
Wasalamu’alaikum WW
ik
Ingin infak atau sodaqoh dalam pembangunan dan penyelenggaraan kegiatan di Baitussyakuur silakan transfer ke Bank Syariah Mandiri No Rek : 168 701 2244 a/n Iwan Kuswandi
12 Januari, 2010
07 Januari, 2010
KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONEISA Nomor : 7/MUNAS VII/MUI/II/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA
KEPUTUSAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONEISA
Nomor : 7/MUNAS VII/MUI/II/2005
Tentang
PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA
/b>
Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1246 H. / 26-29 Juli M.;
MENIMBANG :
1. Bahwa pada akhir-akhir ini berkembang paham pluralisme agama, liberalisme dan sekularisme serta paham-paham sejenis lainnya di kalangan masyarakat;
2. Bahwa berkembangnya paham pluralisme agama, liberalisme dan sekularisme serta dikalangan masyarakat telah menimbulkan keresahan sehingga sebagian masyarakat meminta MUI untuk menetapkan Fatwa tentang masalah tersebut;
3. Bahwa karena itu , MUI memandang perlu menetapkan Fatwa tentang paham pluralisme, liberalisme, dan sekularisme agama tersebut untuk di jadikan pedoman oleh umat Islam.
MENGINGAT :
1. Firman Allah :
Barang siapa mencari agama selaian agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan terima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi… (QS. Ali Imaran [3]: 85)
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam… (QS. Ali Imran [3]: 19)
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS. al-Kafirun [109] : 6).
Dan tidaklahpatut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. al-Azhab [33:36).
Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. al-Mumtahinah [60]: 8-9).
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni’matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan. (QS. al-Qashash [28]: 77).
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta. (terhadap Allah). (QS. al-An’am [6]: 116).
Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. (Q. al-Mu’minun [23]: 71).
2. Hadis Nabi saw :
1. Imam Muslim (w. 262 H) dalam Kitabnya Shahih Muslim, meriwayatkan sabda Rasulullah saw :
“Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada seorangpun baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar tentang diriku dari Umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa, kecuali ia akan menjadi penghuni Neraka.” (HR Muslim).
2. Nabi mengirimkan surat-surat dakwah kepada orang-orang non-Muslim, antara lain Kaisar Heraklius, Raja Romawi yang beragama Nasrani, al-Najasyi Raja Abesenia yang beragama Nasrani dan Kisra Persia yang beragama Majusi, dimana Nabi mengajak mereka untuk masuk Islam. (riwayat Ibn Sa’d dalam al-Thabaqat al-Kubra dan Imam Al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari).
3. Nabi saw melakukan pergaulan social secara baik dengan komunitas-komunitas non-Muslim seperti Komunitas Yahudi yang tinggal di Khaibar dan Nasrani yang tinggal di Najran; bahkan salah seorang mertua Nabi yang bernama Huyay bin Aththab adalah tokoh Yahudi Bani Quradzah (Sayyid Bani Quraizah). (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
MEMPERHATIKAN : Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas VII VII MUI 2005.
Dengan bertawakal kepada Allah SWT.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : FATWA TENTANG PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN ISLAM
Pertama : Ketentuan Umum
Dalam Fatwa ini, yang dimaksud dengan
1. Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relative; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengkalim bahwa hanya agamanyasaja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup dan berdampingan di surga.
2. Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan.
3. Liberalisme adalah memahami nash-nash agama (Al-Qur’an & Sunnaah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas; dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuai dengan akal pikiran semata.
4. sekualisme adalah memisahkan urusan dunia dari agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesame manusia diatur hanya dengan berdasarkan kesepakatan social.
Kedua : Ketentuan Hukum
1. pluralism, Sekualarisme dan Liberalisme agama sebagaimana dimaksud pada bagian pertama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama islam.
2. Umat Islam haram mengikuti paham Pluralisme Sekularisme dan Liberalisme Agama.
3. Dalam masalah aqidah dan ibadah, umat islam wajib bersikap ekseklusif, dalam arti haram mencampur adukan aqidah dan ibadah umat islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk agama lain.
4. Bagi masyarakat muslim yang tinggal bersama pemeluk agama lain (pluralitas agama), dalam masalah social yang tidak berkaitan dengan aqidah dan ibadah, umat Islam bersikap inklusif, dalam arti tetap melakukan pergaulan social denga pemeluk agama lain sepanjang tidak saling merugikan.
Ditetapkan di: Jakarta
Pada tanggal: 22 Jumadil Akhir 1426 H.
29 Juli 2005 M
MUSYAWARAH NASIONAL VII
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Pimpinan Sidang Komisi C Bidang Fatwa Ketua, Sekretaris,
K.H. MA’RUF AMIN HASANUDIN
MAJELIS ULAMA INDONEISA
Nomor : 7/MUNAS VII/MUI/II/2005
Tentang
PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA
/b>
Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1246 H. / 26-29 Juli M.;
MENIMBANG :
1. Bahwa pada akhir-akhir ini berkembang paham pluralisme agama, liberalisme dan sekularisme serta paham-paham sejenis lainnya di kalangan masyarakat;
2. Bahwa berkembangnya paham pluralisme agama, liberalisme dan sekularisme serta dikalangan masyarakat telah menimbulkan keresahan sehingga sebagian masyarakat meminta MUI untuk menetapkan Fatwa tentang masalah tersebut;
3. Bahwa karena itu , MUI memandang perlu menetapkan Fatwa tentang paham pluralisme, liberalisme, dan sekularisme agama tersebut untuk di jadikan pedoman oleh umat Islam.
MENGINGAT :
1. Firman Allah :
Barang siapa mencari agama selaian agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan terima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi… (QS. Ali Imaran [3]: 85)
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam… (QS. Ali Imran [3]: 19)
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS. al-Kafirun [109] : 6).
Dan tidaklahpatut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. al-Azhab [33:36).
Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. al-Mumtahinah [60]: 8-9).
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni’matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan. (QS. al-Qashash [28]: 77).
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta. (terhadap Allah). (QS. al-An’am [6]: 116).
Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. (Q. al-Mu’minun [23]: 71).
2. Hadis Nabi saw :
1. Imam Muslim (w. 262 H) dalam Kitabnya Shahih Muslim, meriwayatkan sabda Rasulullah saw :
“Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada seorangpun baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar tentang diriku dari Umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa, kecuali ia akan menjadi penghuni Neraka.” (HR Muslim).
2. Nabi mengirimkan surat-surat dakwah kepada orang-orang non-Muslim, antara lain Kaisar Heraklius, Raja Romawi yang beragama Nasrani, al-Najasyi Raja Abesenia yang beragama Nasrani dan Kisra Persia yang beragama Majusi, dimana Nabi mengajak mereka untuk masuk Islam. (riwayat Ibn Sa’d dalam al-Thabaqat al-Kubra dan Imam Al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari).
3. Nabi saw melakukan pergaulan social secara baik dengan komunitas-komunitas non-Muslim seperti Komunitas Yahudi yang tinggal di Khaibar dan Nasrani yang tinggal di Najran; bahkan salah seorang mertua Nabi yang bernama Huyay bin Aththab adalah tokoh Yahudi Bani Quradzah (Sayyid Bani Quraizah). (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
MEMPERHATIKAN : Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas VII VII MUI 2005.
Dengan bertawakal kepada Allah SWT.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : FATWA TENTANG PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN ISLAM
Pertama : Ketentuan Umum
Dalam Fatwa ini, yang dimaksud dengan
1. Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relative; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengkalim bahwa hanya agamanyasaja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup dan berdampingan di surga.
2. Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan.
3. Liberalisme adalah memahami nash-nash agama (Al-Qur’an & Sunnaah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas; dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuai dengan akal pikiran semata.
4. sekualisme adalah memisahkan urusan dunia dari agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesame manusia diatur hanya dengan berdasarkan kesepakatan social.
Kedua : Ketentuan Hukum
1. pluralism, Sekualarisme dan Liberalisme agama sebagaimana dimaksud pada bagian pertama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama islam.
2. Umat Islam haram mengikuti paham Pluralisme Sekularisme dan Liberalisme Agama.
3. Dalam masalah aqidah dan ibadah, umat islam wajib bersikap ekseklusif, dalam arti haram mencampur adukan aqidah dan ibadah umat islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk agama lain.
4. Bagi masyarakat muslim yang tinggal bersama pemeluk agama lain (pluralitas agama), dalam masalah social yang tidak berkaitan dengan aqidah dan ibadah, umat Islam bersikap inklusif, dalam arti tetap melakukan pergaulan social denga pemeluk agama lain sepanjang tidak saling merugikan.
Ditetapkan di: Jakarta
Pada tanggal: 22 Jumadil Akhir 1426 H.
29 Juli 2005 M
MUSYAWARAH NASIONAL VII
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Pimpinan Sidang Komisi C Bidang Fatwa Ketua, Sekretaris,
K.H. MA’RUF AMIN HASANUDIN
03 Januari, 2010
Kajian Ba'da Subuh Minggu Pertama bersama Ustadz Damanhuri
Assalamu’alaikum WW,
A’udzubillahiminasyaitonirrojiim
Bismillahirrohmanirrohiim,
Puji dan Syukur hanya kepada ALLAH SWT, Sholawat dan salam kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW .
Ba’da subuh ini kita mendapatkan tambahan ilmu dari pembahasan Tafsir alqur’an yang dibawakan oleh KH Dmanhuri,ZA, pembahasan kali ini kita baru memasuki kalimat Ta’awuz, Isti'adzah belum sampai kepada surat Al-Fatihah , akan tetapi Subhanalloh begitu dalam pembahasannya tidak terasa 1 jam sudah membahas kalimat Ta’awuz ini,
Makna bacaan Ta’awwudz / isti'adzah (meminta perlindungan)
أَعُوْذُ بِاللِه مِنَ الشََّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
Maknanya: “Aku berlindung kepada Allah dari kejelekan godaan syaitan agar dia tidak menimpakan bahaya kepadaku dalam urusan agama maupun duniaku.” Syaitan selalu menempatkan dirinya sebagai musuh bagi kalian.
Firman Allah dalam surat Annahl ayat 98 :
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.
ALLAH memerintahkan manusia untuk berfikir dan mengamati tentang kebesaran ALLAH melalui pengamatan pada tubuh manusia itu sendiri, seperti jantung yang memompa darah ke seluruh aliran tubuh, ribuan bahkan jutaan aliran darah yang mengalir ditubuh manusi begitu kompleks nya dan rumit, satu bagian saja rusak makan tubuh manusia itu tidak akan sempurna ,,, itulah kebesaran ALLAH.
Tentang Setan atau syaiton berasal dari kata Satona ,, yang artinnya menjauhkan atau yang menjauhkan, menjahukan manusia dari ajaran ALLAH SWT menjauhkan manusia dari beribadah kepada ALLAH SWT, ketika waktu sholat tiba kita akan disibukan dengan aktifitas2 yang mengasikan , pasukan setan yang masuk melalui aliran darah kita tanpa hentinya mengganggu kita,sampai hari kiamat tak pernah berhenti.
Subhannalloh maha besar ALLAH. Begitu lengkapnya ilmu ALLAH dalam alquran ini, kita belum lah sampai pada ayat yang pertama tapi sudah sedemikian banyak pembahasan yang harus kita pelajari, sungguh amat luas ilmu ALLAH …
Wasalamu’alaikum
IK
A’udzubillahiminasyaitonirrojiim
Bismillahirrohmanirrohiim,
Puji dan Syukur hanya kepada ALLAH SWT, Sholawat dan salam kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW .
Ba’da subuh ini kita mendapatkan tambahan ilmu dari pembahasan Tafsir alqur’an yang dibawakan oleh KH Dmanhuri,ZA, pembahasan kali ini kita baru memasuki kalimat Ta’awuz, Isti'adzah belum sampai kepada surat Al-Fatihah , akan tetapi Subhanalloh begitu dalam pembahasannya tidak terasa 1 jam sudah membahas kalimat Ta’awuz ini,
Makna bacaan Ta’awwudz / isti'adzah (meminta perlindungan)
أَعُوْذُ بِاللِه مِنَ الشََّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
Maknanya: “Aku berlindung kepada Allah dari kejelekan godaan syaitan agar dia tidak menimpakan bahaya kepadaku dalam urusan agama maupun duniaku.” Syaitan selalu menempatkan dirinya sebagai musuh bagi kalian.
Firman Allah dalam surat Annahl ayat 98 :
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.
ALLAH memerintahkan manusia untuk berfikir dan mengamati tentang kebesaran ALLAH melalui pengamatan pada tubuh manusia itu sendiri, seperti jantung yang memompa darah ke seluruh aliran tubuh, ribuan bahkan jutaan aliran darah yang mengalir ditubuh manusi begitu kompleks nya dan rumit, satu bagian saja rusak makan tubuh manusia itu tidak akan sempurna ,,, itulah kebesaran ALLAH.
Tentang Setan atau syaiton berasal dari kata Satona ,, yang artinnya menjauhkan atau yang menjauhkan, menjahukan manusia dari ajaran ALLAH SWT menjauhkan manusia dari beribadah kepada ALLAH SWT, ketika waktu sholat tiba kita akan disibukan dengan aktifitas2 yang mengasikan , pasukan setan yang masuk melalui aliran darah kita tanpa hentinya mengganggu kita,sampai hari kiamat tak pernah berhenti.
Subhannalloh maha besar ALLAH. Begitu lengkapnya ilmu ALLAH dalam alquran ini, kita belum lah sampai pada ayat yang pertama tapi sudah sedemikian banyak pembahasan yang harus kita pelajari, sungguh amat luas ilmu ALLAH …
Wasalamu’alaikum
IK
Langganan:
Postingan (Atom)